Rabu, 01 Oktober 2014

Perantau yang Pulang Kampung Menjadi Bupati



H Sudirman Zaini, SH, MH Bupati Kabupaten Bungo
Pulang Merantau Membangun Daerah

Budaya merantau bagi sebagian besar pemuda Indonesia merupakan sebuah keharusan. Hampir seluruh suku bangsa di Indonesia ini, mewajibkan anak-anak mudanya untuk meninggalkan kampung halaman. Selain mencari ilmu, memiliki pengalaman luas adalah tujuan utama merantau.
Tidak terkecuali, H Sudirman Zaini, Bupati Kabupaten Bungo Provinsi Jambi ini. Saat masih muda, tak sebersit pun pikiran untuk bercita-cita menjadi seorang Bupati. Orang tuanya, meminta dirinya untuk tidak terlalu cepat meniti karier yang tinggi di kampung halaman. Ia “diwajibkan” merantau dahulu mencari pengalaman di negeri orang.
“Jadilah saya ke Jakarta dan bekerja sebagai PNS selama 16 tahun. Saya beberapa kali ditugaskan ke berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Kabupaten Berau, Kalimantan TImur, Cilacap Jawa Tengah dan lain-lain yang berakhir di Serang Banten sebagai Kadisnaker Kabupaten Serang,” kisahnya.
Pada kurun waktu tersebut, Pak Dirman –panggilan akrabnya- hanya dua tahun sekali pulang menengok kampung halaman. Biasanya, hari raya Idul Fitri adalah saat yang dinanti-nantikan karena setidaknya sepuluh hari berlibur di tanah kelahiran.
Ketika sedang memangku jabatan Kadis Tenaga Kerja di Banten, Bupati H Zulfikar Ahmad menawarkan kepadanya untuk mencalonkan diri sebagai calon Wakil Bupati Bungo. Pasangan ini memenangkan pertarungan memperebutkan kursi Bupati dan Wakil Bupati Bungo pada tahun 2006.
“Saat kampanye, cukup berat juga karena saya belum begitu mengenal konstituen di Bungo. Maklum, massa pemilih jumlahnya sangat banyak. Saya tidak begitu kenal dengan orang sana, demikian pula juga sebaliknya. Makanya, langkah kampanye saya pertama adalah memperkenalkan diri di daerah basis saya yang jumlah penduduknya terbesar di Kabupaten Bungo. Jadi strategi Bang Zulfikar Ahmad memilih saya sebagai Wakil Bupati sangat tepat karena kantong suara terbesar adalah kecamatan Palepat Ilir,” tuturnya.
Dari perkenalan itu, lanjut Pak Dirman, berbagai gambaran kondisi masyarakat dapat dipetakannya. Pengalaman menghadapi berbagai tipe masyarakat dari daerah yang berbeda-beda saat bertugas sebagai PNS sangat memudahkannya menjalankan tugas. Komunikasi antara dirinya dengan berbagai kalangan masyarakat, baik pendatang seperti transmigran, Minang, Jawa, Sunda, Medan dan masyarakat asli Bungo terjalin dengan erat.
“Saya setiap Jumat salat di dusun untuk melihat kondisi kehidupan masyarakat. Apakah pembangunan sudah sesuai dengan arahan atau belum. Biasanya, saya didampingi Kadis-kadis untuk menangani masalah-masalah yang sedang dihadapi masyarakat. Itu saya jalani selama lima tahun sebagai Wabup dan sekarang setelah menjadi Bupati tetap saya lakukan salat Jumat di dusun-dusun,” ujarnya.
Saat-saat sebelum masa jabatan sebagai Wabup berakhir pada tahun 2011, Pak Dirman merasa terpanggil untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Bungo. Pengabdian sebagai Wakil Bupati yang perannya cukup signifikan dalam memajukan masyarakat memperbesar tekadnya.
Pak Dirman tidak terlalu peduli terhadap pesaing-pesaing dengan kemampuan “modal” lebih besar. Baginya, selagi ada kesempatan untuk memajukan daerah untuk “menebus” belasan tahun perantauannya jauh lebih penting. Ia ingin melihat masyarakat Bungo makmur dan sejahtera dibawah kepemimpinannya. Tidak heran, meskipun harus bertarung dengan para pengusaha dalam Pemilukada 2011, Pak Dirman tak surut melangkah.
“Saya harus bersaing dengan pengusaha banyak uang dan lain-lain, empat orang calon Bupati. Saat itu, orang tidak memperhitungkan saya karena dianggap tidak punya uang. Padahal, untuk mendapat dukungan partai saja susah. Pertamakali mendukung pencalonan saya adalah PKS, PBB dan PIS. Pada saat terakhir, saya masih kurang 1 persen dukungan. Untunglah, Partai Demokrat memilih untuk mendukung saya setelah melihat elektabilitas dari hasil survey. Itulah partai penyelamat saya. Terima kasih kepada Pak Anas Urbaningrum, Ketua DPP Partai Demokrat,” tandasnya.
Semua itu, jelas Pak Dirman, berkat dukungan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum yang merekomendasikan dirinya untuk maju sebagai Cabup Bungo. Karena itu, hingga dirinya dilantik sebagai Bupati, tak sepeserpun dana yang dikeluarkannya untuk mendapatkan rekomendasi dari Partai Demokrat. Oleh karena itu, Pak Dirman merasa terpanggil untuk membesarkan Partai Demokrat di wilayah Bungo sebagai ungkapan rasa terima kasih.
“Saya berusaha sekuat tenaga untuk membesarkan PD di Bungo. Makanya saya mengikuti dalam pencalonan sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Bungo dan terpilih secara aklamasi sebagai saya terima dengan tulus iklhas. Saya kemudian membentuk kepengurusan sampai tingkat ranting, desa, kecamatan sudah selesai. Mudah-mudahan berjalan dengan baik. Apalagi, pasangan saya adalah orang birokrasi, Pak H Mashuri yang masih muda, enerjik dan pandai dalam bekerja bahu-membahu dengan saya,” ungkapnya.
Taman Terbaik
Kerja keras Pak Dirman selama satu tahun terbaik masa jabatannya telah menorehkan berbagai penghargaan. Upaya-upayanya untuk memajukan daerah memang pantas diacungi jempol. Pak Dirman tidak saja membuat program-program baru yang bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga melanjutkan program dari pemerintah sebelumnya.
“Pembangunan bandara yang diresmikan tanggal 8 Juni 2012 lalu merupakan program pemerintah sebelumnya. Kami juga merencanakan untuk membangun pasar tradisional modern dan memperluas jaringan listrik bagi daerah yang belum terjangkau. Kalau untuk jalan, kita sudah bagus sehingga sangat membantu memudahkan masyarakat untuk memasarkan produk desanya masing-masing,” kisahnya.
Penghargaan “Anugerah Transmigrasi Award” diterima Kabupaten Bungo bersamaan dengan Peringatan Hari Bhakti Transmigrasi ke-61 Tahun 2012. Penghargaan ini merupakan satu-satunya yang diterima Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi Jambi. Penghargaan lain adalah mendapat penghargaan sebagai Taman Terbaik seluruh Indonesia untuk Kategori Kota Kecil. “Bungo artinya bunga, jadi klop penghargaan ini,” imbuhnya. ”Bulan Juni saya juga mendapat penghargaan ’Best of The Best Award 2012’ Satya Lencana Bhakti Bela NKRI dari Direktorat Jenderal Pothan Pertahanan Kementerian Pertahanan RI,” tegasnya.
Agenda Pak Dirman untuk menemui jajaran pemerintah dibawah komandonya sangat padat. Ia mengadakan pertemuan secara berkala seperti coffee morning dengan Rio (kepala desa) dan pejabat-pejabat lainnya. Diskusi yang digelar bertujuan untuk menguraikan masalah sehingga bisa diselesaikan dengan baik. Dari diskusi juga dapat diperoleh masukan untuk menetapkan prioritas pembangunan daerah sesuai kebutuhan masyarakat.
Tugas Pak Dirman diperingan dengan adanya kearifan lokal dan hukum adat yang sangat kuat di jalankan oleh masyarakat Bungo. Masyarakat yang heterogen dengan adanya pendatang dan transmigran membuat persinggungan budaya sering terjadi. Pertengkaran antar pemuda yang berlanjut dengan penyerbuan dan perang antar kampung acapkali terjadi. Namun, dengan adanya hukum adat yang dijunjung tinggi, peristiwa seperti itu jarang ditemukan di Bungo.
“Kalau ada yang perselisihan dan keributan atau hal-hal lain, kita selesaikan secara adat karena hukum adat kita sangat kuat. Hukum adat menghindari konflik yang lebih luas sehingga perselisihan bisa cepat diselesaikan tanpa mengakibatkan pihak lain. Syaratnya, pihak yang salah membawa keris tanda patuh, bahwa mereka mengakui bersalah dan diselesaikan secara adat. Musyawarah, karena hukum adat bentuknya denda dan sanksi moral,” ujar pria kelahiran 25 Agustus 1952 ini.
Meskipun demikian, proses hukum tetap berjalan. Apalagi kalau perselisihan menyebabkan hilangnya nyawa seseorang. Adat hanyalah mencegah terjadinya perang antar desa, sedangkan hukum positif harus ditegakkan. “Hukum adat yang masih berlaku sangat membantu pihak kepolisian. Kami harus akui, penyelesaian konflik secara adat sangat membantu tugas jajaran pemerintah untuk lebih fokus pada pembangunan daerah,” tambahnya.
Bungo Lebih Baik
Duet Bupati H Sudirman Zaini, SH, MH (SZ) dan Wakil Bupati H Mashuri setelah satu tahun (14 Juni 2011 – 14 Juni 2012) memimpin bumi Langkah Serentak Limbai Seayun Kabupaten Bungo menuai pujian. Program-program pro rakyat demi kesejahteraan masyarakat Bungo berjalan dengan sukses. SZ-Mashuri sejak dilantik sudah menggerakkan roda pemerintahan dengan optimal, bersih, cepat untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Salah satunya adalah dengan mengedepankan kedisiplinan PNS dalam bekerja dan pembenahan di bidang manajemen pegawai. Bahkan dengan langkah berani Pak Dirman membuka kotak pengaduan 99, melalui jalur ini masyarakat bebas memberikan kritikan, menyampaikan aspirasi.

Pak Dirman, berupaya keras memberantas praktek percaloan di dalam mutasi serta pemerataan guru dengan memprioritaskan daerah-daerah terpencil yang kekurangan. Peningkatan pelayanan, honor guru kontrak dinaikkan serta pemberian tunjangan beban kerja bagi PNS sebagai upaya peningkatan kesejahteraan agar lebih fokus melayani masyarakat.
PNS berprestasi diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3. Tak hanya bagi PNS, Pak Dirman juga memberikan kesempatan kepada anak tidak mampu sekolah ke Diniyyah Muarabungo. Ia juga mencanangkan pemberantasan buta baca Al-Quran bagi anak-anak SD.
Di bidang kepemudaan, selain mendorong kegiatan kepemudaan yang bersifat positif, Pak Dirman memberikan pelatihan melalul Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai upaya memberikan keahlian, sehingga mengurangi angka pengangguran.
Di bidang kesehatan Pak Dirman membebaskan biaya berobat bagi orang tak mampu diluar program Jamkesmas dan program Provinsi. Termasuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan di pusat kesehatan masyarakat, di kota kecamatan dan dusun-dusun.
Di bidang adat, Pak Dirman menghidupkan fungsi adat dengan salah satunya adalah memberikan pelàtihan kepada tokoh-tokoh adat tingkat dusun, sehingga ke depan persoalan yang muncul bisa diselesaikan lebih cepat melalui tokoh masyarakat di dusun-dusun tersebut.
Dalam bidang perikanan, selain membudidayakan ikan lewat tambak jaring apung dan modern, Pak Dirman juga menghidupkan lubuk larangan yang hampir merata.  Begitu juga dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan dengan cara melakukan Jumat keliling ke setiap dusun yang ada di Kabupaten Bungo bersama Wakil Bupati dan jajarannya.
Bidang pertanian pun digalakkan Pak Dirman, dengan bertekad mewujudkan swasembada pangan, dengan menciptakan lahan persawahan baru. Program ini telah membuahkan hasil dengan melakukan sejumlah panen raya padi sawah. Selain program yang sudah disebutkan, masih banyak lagi program unggulan Iainnya yang ada di setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD).  Antara lain ada program PDPM (Program Daerah Pembangunan Masyarakat), setiap dusun 100 juta dengan tujuan untuk melibatkan masyarakat dalam program pembangunan dan untuk perluasan kesempatan kerja.

Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Bungo Visi
“Bungo yang Mandiri, Aman dan Sejahtera Tahun 2016″ atau disingkat menjadi “Bungo MAS 2016″
Misi

  • Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa ke hadirat Allah SWT, serta meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan
  • Meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, dan pelabuhan udara yang mendorong sekaligus mendukung kemajuan perekonomian daerah
  • Menyelenggarakan pemerintahan yang amanah, efisien, efektif, bersih dan demokratis dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat secara prima
  • Meningkatkan kemampuan dan pengembangan pertumbuhan perekonomian rakyat dengan mendorong pengembangan simpul-simpul ekonomi rakyat utamanya pertanian, industri kecil, perdagangan dan jasa, serta koperasi
  • Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam secara cerdas dan bijaksana demi kepentingan masyarakat luas dan kelestarian lingkungan hidup
  • Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan investasi pembangunan melalui penciptaan iklim kondusif untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja
  • Mewujudkan kawasan perkotaan dan perdesaan yang sehat dan menarik untuk kegiatan ekonomi dan sosial budaya melalui partisipasi aktif masyarakat
  • Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kehidupan beragama, adat istiadat dan budaya guna mewujudkan rasa aman dan ketentraman masyarakat.

Sumber :  https://sembilanbersamamedia.wordpress.com/2012/11/01/perantau-yang-pulang-kampung-menjadi-bupati/#more-1016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar